Chapter 2
Di hari aku putus dengan Sarasa-san, aku tinggal di sebuah hotel sebelum pergi ke universitas
Tetapi langkahku terasa berat
Karena itu merupakan universitas yang mantan pacarku juga tuju
Dan sejak kita berada di jurusan yang sama, ada kemungkinan besar kita bisa saling bertemu satu sama lain
Ini mungkin baik-baik saja jika aku bolos, tapi aku menginginkan nilai sempurna, jadi aku harus pergi
"Aku sungguh malas..."
Aku berjalan menuju gerbang utama, sambil bergumam
Aku tidak mempercayai pandanganku, Sarasa-san berdiri di gerbang utama
Dia nampaknya sedang menunggu seseorang, Tapi itu bukan urusanku
Karena aku sudah putus dengannya
Aku tidak menoleh ke arah Sarasa-san sama sekali dan terburu-buru melewati gerbang utama
"Ah, Shoryu-kun!"
Aku mendengar suara memanggilku, tapi aku mengabaikannya
Jika aku terlibat, aku pasti akan mendapat masalah
Selain itu, tidak ada yang mau aku katakan
"Tunggu, tunggu!"
Tidak butuh untuk menunggu, cukup abaikan dia
Aku tidak boleh tertangkap, jadi aku tidak pernah menoleh kebelakang dan melarikan diri
"Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja..."
****
Aku berjalan menuju ruang kuliah, dan aku bergegas menuju meja tempat dudukku, aku melihat seseorang disampingku, dan tidak ragu menuju kepadanya
Ini cara terbaik untuk berkenalan dengan sesama mahasiswa
"Hey, kau masih terlihat lesu seperti biasanya, Kurusu-san"
Nama gadis yang berbicara dengan dialek Kyoto yang lesu ini adalah Kurusu
Dia merupakan temanku sejak dari SMA
Kita sangat berbeda dari segi penampilan dan perilaku, tapi untuk suatu sebab, kita selalu menjadi teman baik dan memiliki ketertarikan yang sama
Dulu kita selalu pergi bermain bersama tapi setelah aku berpacaran dengan Sarasa-san, kami jarang sekali berinteraksi
Bagaimanapun, ini mungkin sudah lama sekali sejak kita berbicara berdua seperti ini, mungkin sejak Sarasa-san selalu menghalangiku belakangan ini
Dalam hal itu, aku senang telah putuh dengannya
"Bukan, sebenarnya aku tidak tidur cukup tadi malam"
"Hmm, Apa yang kau lakukan? Kau menonton video porno dan DVD bukan? Kakeru-kun sangat aktif ya"
"Itu tidak benar! Aku tidak pernah menonton apapun yang seperti itu sejak Sarasa-san melarangku"
Sarasa-san tidak membiarkanku menciumnya atau berhubungan intim dengannya, tapi dia juga melarangku untuk menonton video porno atau video yang seksual
Oleh sebab itu, aku menjadi stres dan mendapatkan masalah
Ya, sekarang aku bisa menontonnya tanpa khawatir
"Apa yang terjadi dengan pacarmu? apa dia tidak bersamamu? tidak seperti biasanya. Apa tidak apa-apa berbicara padaku? tidakkah dia akan marah?"
Mungkin karena aku tidak pernah mengobrol dalam waktu lama, tapi Kurusu-san anehnya sedang dalam suasana hati yang baik dan berbicara dengan senang
Sungguh hal yang jarang untukku melihatnya seperti itu
Dia adalah teman baikku dan aku tidak mau dia salah paham jadi yang terbaik untuk memberi tahu yang sebenarnya
"Bukan, sebenarnya..."
"Shoryu-kun, dengan siapa kau berbicara?"
Tiba-tiba, aku mendengar suara dibelakangku
Karena Aku cukup akrab dengan suara ini, aku tidak perlu memeriksanya
Dia Sarasa-san
Karena kita di jurusan yang sama, Kita harus berbagi ruang kuliah yang sama, tapi aku tidak paham mengapa dia repot-repot datang dan berbicara denganku setelah kita sudah putus
"Siapa yang mengizinkanmu untuk berbicara dengan wanita itu? dan mengapa kau memblokir kontakku? aku tidak bisa menghubungimu, jadi hapus blokirnya sekarang"
Bahkan meskipun kita sudah putus, Sarasa-san masih menunjukan sikap arogan dan egoisnya
Orang-orang disekitarku juga melihat ke arahku dengan heran pada situasi ini karena dia selalu ramah kepada semua orang disekitarnya tapi bersikap dingin kepadaku
Orang yang paling kebingungan disini adalah Kurusu-san kurasa. Ini pemandangan yang jarang, dan sedikit menghibur
Dia terus berbicara, "Jangan abaikan aku, jawab aku!"
Karena aku terus mengabaikannya, Sarasa-san menendang kursi tempat aku sedang duduk
Dia nampak terlihat sangat kesal
Tapi aku masih tidak ingin terlibat
"Um, dia...? Jangan marah begitu. Ya, mungkin kau tidak suka dia berbicara padaku, tapi..."
"Apa yang kau bicarakan? Diamlah, kau orang asing. Aku bertanya pada Shoryu-kun"
Tidak, kaulah orang asing itu!
Seperti yang kuduga, Aku kesal dengan kelakuan Sarasa-san yang menendangku seperti itudan dia bahkan tidak berhenti setelah Kurusu-san mencoba menenangkannya
Aku menghela nafas lalu aku berdiri
Aku tidak ingin melihat wajah Sarasa-san, tapi aku harus mengadapinya untuk menyelesaikan urusan dengan baik
"Kau akhirnya memilih untuk mendengarkanku, kau seperti orang dungu! Minta maaf padaku sekarang, minta maaf untuk apa yang kau katakan padaku, untuk mengabaikan perintahku dan berbicara kepada wanita itu, untuk memblokir kontakku. Minta maaf untuk semuanya. Tentu aku akan memaafkanmu jika kau bersujud kepadaku"
Benar, aku tahu bahwa wanita ini tidak baik
Dia memiliki kepribadian yang buruk
Sikap baik, periang, pengertian yang dulu tidak terlihat dimanapun, dan gadis ini sekarang terlihat tidak sopan, angkuh, arogan, kejam
Aku harus menyelesaikan ini dengan baik
"... Itu cukup"
"Apa yang kau katakan? Aku tidak bisa mendengarnya karena suaramu terlalu pelan. Kau itu pria, jadi bicara yang jelas, dasar sampah"
Kubilang, "Cukup!"
Aku berteriak sangat keras bahkan akupun kaget, Kurusu-san dan orang-orang yang berada di ruang kuliah mengalihkan pandangannya ke arahku
"Eh...? Shoryu-kun??"
Untuk suatu alasan, wajah Sarasa-san menjadi pucat, meskipun dia sendiri yang menyuruhku untuk berbicara keras
Mungkin dia terkejut karena aku berteriak, yang mana biasanya aku tidak pernah melakukannya
Tapi itu tidak menghentikan mulutnya untuk diam
"Sarasa-san! Kau dan aku sudah putus! tinggalkan aku sendiri! dan menjauhlah dari kehidupanku"
"Wow... tapi aku tidak membiarkan kau memutuskanku!"
"Diam! Aku tidak suka sikap arogan dan acuhmu! maksudku, aku benci semua tentangmu!"
"Kau membenciku...? tidak, kau bohong kan?"
"Aku tidak bohong!... Jika kau paham jangan pernah terlibat denganku lagi!"
Aku melampiaskan semua perasaanku yang aku pendam selama ini dan mengalihkan pandanganku dari wajah Sarasa-san dan duduk dikursi kembali
"Aku minta maaf Kurusu-san, mari kita akrab mulai sekarang"
"Eh!...? Oh, aku tidak tahu kalau kau putus. Tentu, tentu, tapi..."
Walaupun Kurusu-san resah diajak bicara mendadak, dia masih teman baikku yang tetap akan mau bicara padaku
Aku mengabaikan keberadaan mantan pacarku dan melanjutkan berbicara dengan Kurusu-san
"Mengapa kau ... Membenciku ... kau bohong ..., itu tidak benar... itu pasti tidak benar... Oh aku tahu ... ini semua salah wanita itu ... aku tidak akan memaafkannya ... aku pasti tidak akan pernah memaafkannya ... "
Sarasa-san mengatakan sesuatu dibelakangku, tapi itu tidak masalah bagiku saat ini
Jadi, aku benar-benar mengabaikannya
Sarasa-san berjalan keluar dari ruang kuliah dengan pandangannya menunduk dan langkah kakinya yang goyah
Aku tidak tahu apakah dia bolos kelas atau pergi lebih awal, tapi itu bukan urusanku karena aku tidak tertarik sama sekali
"Apa kau yakin tentang ini? aku merasa kasihan padanya..."
"Tidak apa-apa, aku sudah melewati batas kesabaranku. Yang terpenting, aku putus dengannya merupakan kebenaran"
"Ya... kau putus dengannya. Begitu ya..."
"Ya..."
Ketika aku melihat Kurusu-san tersenyum agak senang, Aku menjadi sedikit gugup
Aku tidak yakin dengan yang kukatakan, tapi aku anehnya merasa tidak nyaman dengan situasi ini
Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh? Tapi aku hanya mengatakan yang sesungguhnya...
1 Komentar
Lanjut chapter 3 min 😁☝️
BalasHapus